Kementerian PU Identifikasi 49 Lokasi Potensial Untuk Waduk

Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah mengedintifikasi sebanyak 49 lokasi yang berpotensi untuk dibangun waduk di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri PU Djoko Kirmanto, sesaat setelah peresmian Bendungan Gondang di Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah (9/9).

“Mengingat masalah ketahanan air itu penting maka Ditjen SDA melihat sampai hari ini telah teridenitifikasi 49 lokasi untuk dibangun waduk besar maupun kecil di selurh Indonesia,” tutur Menteri PU.

Namun, Djoko mengatakan, untuk membangun waduk besar seperti Jatiluhur maupun Jatigede tempatnya sudah tidak ada.

“Untuk membangun waduk besar seperti Jatiluhur atau Jatigede tempatnya tidak ada, mungkin di Papua ada, tapi di Jawa, Sumatera waduk yang bisa kita bangun mungkin sedang seperti ini (Waduk Gondang-red),” tambah Djoko Kirmanto.

Djoko juga menyebutkan, selama 10 tahun terakhir pemerintah telah memberikan prioritas kepada masalah ketahanan air. Disebutkan selama periode tersebut telah dibangun sebanyak 21 waduk, dan sedang dalam pelaksanaan sebanyak 16 waduk.

“Dari ke 16 waduk tersebut, 4 diantaranya selesai di akhir tahun 2014 yaitu Titab di Bali, Bajul Mati di Jawa Timur, Pandanduri di NTB dan Jatigede di Jawa Barat. Untuk Jatigede ini sudah selesai 100 persen, namun karena masalah sosial jadi terkendala belum bisa terisi,” tambah Menteri PU.

Selain itu, saat ini juga terdapat 6 waduk yang saat ini dalam proses lelang, seperti Waduk Karian yang berada di Provinsi Banten. Djoko mengatakan, waduk Karian ini cukup besar dan sangat berguna menyuplai air baku untuk Jakarta.

Menurut data yang terhimpun, selain Waduk Karian, saat ini sedang dalam proses lelang adalah Waduk Keureuto di Prov. Nangroe Aceh Daroessalam, Pidekso di Prov. Jawa Tengah, Raknamo di provinsi Nusa Tenggara Timur, Lolak di Prov. Sulawesi Utara, dan Bintang Bano di Prov. Nusa Tenggara Barat.

Sementara itu, di bidang irigasi, Djoko mengungkapkan bahwa selama 10 tahun Kementerian PU telah membangun jaringan irigasi baru untuk daerah irigasi seluas 950 ribu ha.

“Namun di sisi lain, setiap tahun ada alih fungsi lahan dari irigasi teknik ke yang lain seperti untuk industri maupun perkampungan seluas 80 ribu ha per tahun. Jadi kita bangun 950 ribu ha dan hilang 800 ribu ha jadi hampir impas,” tutur Menteri PU.

Untuk itu pemerintah yang akan datang, kata Djoko, diharapkan dapat mengendalikan alih fungsi lahan dari jaringan irigasi teknis menjadi keperluan lainnya supaya bisa ditahan,

“Sebenaranya sudah ada undang-undang tentang lahan pertanian abadi, tinggal ditegakkan saja, kalau itu ditegakkan, Insya Allah , tidak banyak lagi jaringan irigasi teknis yang menjadi permukiman, industri dan lain-lain sehingga ketahanan pangan kita dapat tercapai,” tutur Menteri PU. (nrm)

Pusat Komunikasi Publik

090914


Index Berita